Monday, September 12, 2005

Friday emails war

Fd :
Fd and Iys Insya Alloh mo datang..
Kalo dari temen2 ceweknya gak ada yang dateng...waaah..keterlaluan deh..

Gue :
sori ya gue ngga terima elu komentar kayak gini...

"Kalo dari temen2 ceweknya gak ada yang dateng...waaah..keterlaluan
deh.."

I have my reasons .. the other also has reasons... i dont think u know
my reasons or others...
coba elu restrospeksi dulu sebelum komentar kayak gitu...

Bd :
Can.... Koq emotional gituw.....
Let's pray for kedua mempelai aja yuuk.....
Keduanya udah mutusin menikah, itu bukan keputusan yang 'tanpa
pertimbangan' lho.....
Ambil hikmah dan sisi positip aja ......
and... selamat pulang semuanya.... Dan selamat berkumpul dan menjaga
keluarga masing2 ya...... hati2 di jalan....

Gue pengen bales kata2 Fd n Bd, tadi gue sadar kalo gue jawab lagi, pasti jadi lebih panas n gue juga ngga mau bikin An sedih.
Tapi gue mo state jawaban gue disini :

Utk Fd :
Emang elu tahu story behind pernikahan mereka ? emang elu tahu kalau si T itu menceraikan istri hanya demi untuk menikah dengan An. Elu tahu ngga bahwa An yang membuat si T itu menceraikan istrinya. Elu tau ngga kalau scenario alternatif sudah mereka pertimbangkan dari scenario pertama poligami, kedua mereka bercerai, An nikah ama T, ketiga mereka bercerai An tidak nikah dengan T. si An tuh dah yakin banget kalo si T itu ngga cocok dengan istri pertamanya. Dari awal sudah menyebutkan bahwa Es itu aneh, nga oke dsb.

Gue juga tahu kalo elu pernah nawarin ke An utk menikahi An, sekarang kenapa elu sendiri ngga jadi menikahi An ? Karena istri elu ngga setuju kan ? terus apakah elu kemudian menceraikan istri elu demi menikahi An ??
Jangan dengan gampang elu bilang kita2 keterlaluan. Kita ngga setuju dan ngga suka dengan cara si T. Kita ngga setuju An memutuskan menikah dengan T. Yah emang kita cuma teman yang mungkin tidak perlu dipedulikan dalam An mengambil keputusan. Jadi kita pikir juga kita ngga perlu lah datang ke pernikahannya. Gue sih ngga bisa memberi doa untuk si T, yang gue bisa lakukan adalah jika An butuh pertolongan, gue akan berusaha menolong. Tapi saat ini kelihatannya gue ngga merasa dibutuhkan sebagai seorang teman.

Buat Bd:
Heran juga ya, apakah dengan gue bersikap asertif, gue dianggap emosional ? gue menyatakan ketidak sukaan gue terhadap komentar Fd, jadi wajar dong kalau gue menolak komentar tersebut. Ngga ada hubungannya dengan emosional.

Untuk informasi buat elu, keputusan gue untuk tidak datang ke acara nikahnya An itu berulangkali gue evaluasi, dan gue pikirkan.. gue berharap ada justifikasi untuk gue memberi kata selamat, tapi gue ngga bisa menemukan alasannya. Gue ngga bisa menemukan alasan untuk memberi selamat kepada mempelai pria yang menceraikan istrinya demi menikahi perempuan lain dengan alasan komunikasi tidak lancar. Gue ngga bisa menemukan alasan untuk memberi selamat kepada seorang pria yang telah membuat istrinya jadi janda dengan mudahnya dan menikahi janda lain.

Gue ngga bisa bilang selamat kepada teman gue An, yang pernah bilang ke gue betapa adilnya Tuhan dalam menuntun hidupnya bertemu dengan laki-laki baik. Gue ngga bisa bilang selamat kepada teman gue An, karena sebuah keluarga sudah pecah pada saat An mengambil keputusan untuk dekat dengan T.

Gue ngga bisa bilang selamat kepada teman gue An, karena selama ini gue berpikir selama ini dia lebih mencintai Allah SWT dibanding apapun dunia ini. Gue berpikir teman gue An begitu kuatnya menghadapi hidup, begitu kuatnya mencintai Allah SWT.
Gue berpikir dari sekian banyak cobaan yang diberi Allah SWT kepada An, dia tidak akan mencoba membuat hidup ini lebih rumit, dan lebih banyak cobaan.
Gue berpikir dari sekian banyak cobaan yang diberi Allah SWT kepada An, dia tidak akan meneruskan cobaan yang diterimanya kepada keluarga lain.

Jadi kalau elu minta gue berdoa untuk kedua mempelai … wah.. doa gue adalah
semoga Allah SWT melimpahkan nikmatnya kepada Es dan ketiga anaknya, semoga tetap mendapat cinta dari ayahnya, semoga kehidupan mereka tetap bahagia.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat kepada An dan anaknya semoga bisa berdamai dengan segala yang terjadi di masa lampau, semoga bisa menyatukan kedua keluarga, semoga bisa menuntun T memberikan cinta kepada anak2nya.
Semoga Allah SWT memudahkan T untuk menyatukan kedua keluarganya. Semoga dia mampu mendamaikan kedua perempuan yang dekat dengannya. Semoga dia mampu menjadi kepala keluarga yang bertanggungjawab.

Hikmah dan sisi positif yang musti diambil, yang utama sih :
NEVER - NEVER BECOME A HOUSEWIFE
AND NEVER - NEVER BECOME A MOM WITHOUT YOUR OWN INCOME !!!!

No comments: